fbpx

Bukan Sekadar Estetika, Ini Tujuan Desain Produk yang Sebenarnya

Ketika mendengar desain produk, pasti yang terbayang di pikiran orang adalah tampilan luar suatu produk, baik dari segi warna, bentuk atau kemasan.

Padahal, desain produk bukan cuma tentang estetika, lebih dari itu ini merupakan visual untuk memikat calon pelanggan.

Selain itu, desain produk juga merupakan serangkaian tujuan penting yang dirancang untuk menciptakan pengalaman pengguna dan memberikan nilai lebih bagi bisnis.

Artikel ini akan membahas 10 tujuan utama dari desain produk yang sebenarnya. Jadi, kalau kamu seorang desainer, pebisnis, atau bahkan konsumen yang penasaran, yuk simak penjelasan lengkapnya!

Nah, buat kamu yang lagi berencana untuk membuat desain produk, agar hasilnya nggak berantakan, berikut 10 tujuan utama desain produk yang wajib diketahui.

Apa Itu Desain Produk?

Desain produk adalah proses menciptakan produk baru yang bisa digunakan oleh konsumen, dengan memperhatikan berbagai aspek mulai dari bentuk, fungsi, pengalaman pengguna (user experience), hingga kebutuhan pasar. Produk di sini bisa berupa barang fisik seperti gadget, furnitur, hingga produk digital seperti aplikasi dan website.

Tujuan utama dari desain produk adalah untuk menciptakan solusi yang efektif, efisien, dan memuaskan bagi pengguna. Proses ini nggak hanya melibatkan desainer saja, tapi juga tim riset, pengembang, marketing, bahkan konsumen itu sendiri.

10 Tujuan Desain Produk

Memecahkan Masalah Pengguna

Desain produk yang menarik pasti datang dari sebuah kebutuhan atau masalah pengguna. Produk juga diciptakan sebagai solusi, misalnya, kenapa ada banyak model kursi padahal fungsinya tetap sama?

Ini didasari karena kebutuhan duduk setiap orang berbeda-beda. Ada yang butuh kursi untuk kerja ada juga yang butuh kursi yang hanya digunakan sebagai tempat bersantai saja.

Jadi tujuan utama desain produk untuk memahami point-point pengguna dan menciptakan solusi yang efektif. Jadi, sebelum sibuk dengan tampilan luar, desainer harus fokus pada fungsi dan manfaat dari produk tersebut.

Meningkatkan Pengalaman Pengguna

Pengalaman pengguna atau user experience (UX) adalah kunci kesuksesan banyak produk. Sebagus apapun desain visualnya, kalau produknya bikin bingung atau sulit digunakan, orang akan malas memakainya.

Desain produk yang berorientasi pada UX akan memperhatikan hal-hal seperti kemudahan dan kenyamanan saat digunakan, dan kepuasan emosional pengguna. Pengalaman pengguna yang baik bisa membuat orang betah dan loyal.

Menciptakan Nilai Tambah bagi Produk

Sebuah produk bisa saja punya fungsi yang sama dengan kompetitor, tapi desain bisa jadi pembeda utama. Misalnya, botol minum yang punya fitur anti bocor, mudah dibawa, dan desain ergonomis tentu akan lebih menarik.

Desain yang cerdas bisa menambahkan nilai unik tanpa harus mengubah fungsi dasarnya. Nilai tambah inilah yang bisa membuat produk lebih layak dibeli dan bahkan punya harga jual lebih tinggi.

Memperkuat Identitas Merek

Desain produk yang konsisten dengan identitas brand bisa meningkatkan brand recognition. Lihat saja produk Apple — desainnya minimalis, elegan, dan selalu mencerminkan nilai-nilai premium dan inovatif.

Dengan desain yang tepat, produk bisa “berbicara” mewakili brand. Ini penting untuk membangun persepsi positif dan memperkuat positioning di benak konsumen.

Meningkatkan Daya Saing di Pasar

Pasar saat ini penuh dengan kompetitor. Untuk bisa bersaing, produk harus punya diferensiasi. Nah, desain produk adalah salah satu cara paling efektif untuk menonjol di antara banyaknya pesaing produk kamu.

Produk yang memiliki desain yang inovatif, fungsional, dan estetis akan lebih mudah menarik perhatian konsumen. Apalagi jika desainnya menawarkan pengalaman atau fitur yang belum dimiliki kompetitor.

Mendorong Inovasi dan Kreativitas

Desain produk bukan pekerjaan satu arah. Ini adalah proses kreatif yang mendorong inovasi. Dalam proses desain, tim akan menemukan berbagai pendekatan baru untuk meningkatkan fungsi, efisiensi, dan estetika.

Bahkan sering kali, desain yang out of the box bisa memunculkan kategori produk baru. Contohnya, bagaimana desain smartphone lipat membawa inovasi ke pasar yang sempat stagnan.

Efisiensi Produksi dan Biaya

Desain juga punya peran besar dalam menentukan bagaimana produk dibuat. Desain yang baik akan mempertimbangkan proses produksi agar lebih efisien dan hemat biaya, tanpa mengorbankan kualitas.

Contohnya, dengan desain modular atau material yang mudah dibentuk, perusahaan bisa menekan biaya produksi sekaligus mempercepat waktu ke pasar. Efisiensi ini akan sangat berpengaruh pada margin keuntungan.

Memastikan Keamanan dan Kenyamanan Pengguna

Produk yang terlihat bagus tapi membahayakan pengguna tentu nggak bisa dibilang sukses. Keamanan adalah salah satu tujuan utama dari desain yang efektif.

Desain harus mempertimbangkan segala risiko penggunaan misalnya dari bahan yang digunakan. Tujuannya adalah untuk membuat produk yang aman dan nyaman digunakan siapa saja.

Menyesuaikan dengan Tren

Dunia terus berubah, begitu juga dengan preferensi dan gaya hidup konsumen. Desain produk harus mampu mengikuti tren tanpa kehilangan jati diri brand.

Misalnya, tren ramah lingkungan mendorong banyak produk hadir dengan desain sustainable — menggunakan bahan daur ulang, minim kemasan, dan bisa digunakan ulang. Desain yang responsif terhadap tren akan lebih relevan dan diminati pasar.

Mendukung Strategi Pemasaran dan Penjualan

Last but not least, desain produk punya dampak langsung terhadap pemasaran. Desain yang menarik bisa memperkuat daya tarik visual di rak toko atau platform digital.

Selain itu, desain juga bisa menjadi bahan storytelling dalam promosi. Misalnya, cerita di balik proses desain, filosofi bentuk, atau inspirasi warna bisa membuat produk lebih dekat dengan audiens.

Proses Desain Produk

Tahapan dalam Proses Desain Produk

Supaya lebih gampang dipahami, yuk kita bahas tahap demi tahap dari proses desain produk. Walaupun bisa sedikit berbeda tergantung industri dan jenis produknya, namun secara umum prosesnya seperti ini:

a. Identifikasi Masalah atau Kebutuhan

Semua produk hebat berawal dari satu hal: masalah yang ingin diselesaikan. Di tahap ini, tim akan mencari tahu apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh pasar atau pengguna. Beberapa cara yang biasa dilakukan antara lain:

  • Survei dan wawancara pengguna
  • Analisis kompetitor
  • Observasi langsung terhadap perilaku pengguna
  • Mengkaji tren pasar dan teknologi

Contoh: Kalau kamu mau bikin aplikasi manajemen keuangan, kamu harus tahu dulu kenapa orang butuh aplikasi itu. 

Apakah mereka kesulitan mencatat pengeluaran harian? Atau mereka mau tahu ke mana uang mereka pergi setiap bulan?

b. Riset dan Analisis Data

Setelah tahu masalahnya, langkah selanjutnya adalah mendalami data. Data ini bisa dari hasil survei tadi, atau bisa juga dari sumber lain seperti laporan industri, forum diskusi, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk:

  • Memahami pengguna lebih dalam (user persona)
  • Mengetahui pain points dan goals pengguna
  • Menentukan fitur atau solusi apa yang paling relevan

c. Ideation (Menghasilkan Ide)

Ini tahap yang seru, karena tim mulai brainstorming untuk mencari solusi kreatif. Dalam sesi ideation, semua ide dianggap valid dan layak dipertimbangkan. Beberapa teknik yang bisa dipakai:

  • Brainstorming
  • Mind mapping
  • Design sprint

SCAMPER technique (Substitute, Combine, Adapt, Modify, Put to another use, Eliminate, Reverse)

Tujuannya bukan langsung menemukan solusi terbaik, tapi membuka sebanyak mungkin kemungkinan.

d. Sketsa dan Wireframe

Setelah punya ide, saatnya menuangkan ke bentuk visual. Di tahap ini, desainer akan membuat sketsa awal atau wireframe yang menggambarkan struktur dan alur produk. 

Untuk produk digital, ini bisa berupa flow dari satu halaman ke halaman lain. Untuk produk fisik, ini bisa berupa tampilan bentuk dasar produk.

Kenapa penting? Karena ini membantu seluruh tim melihat gambaran besar sebelum masuk ke tahap desain detail.

e. Prototyping (Membuat Prototype)

Prototipe adalah versi awal dari produk yang bisa diuji coba. Prototipe bisa dalam bentuk:

  • Mockup digital (untuk aplikasi atau website)
  • Model 3D (untuk produk fisik)
  • Purwarupa sederhana dari bahan seadanya (low-fidelity prototype)

Tujuan utama dari prototyping adalah untuk melihat bagaimana ide tersebut bisa diwujudkan secara nyata dan mengidentifikasi potensi masalah sejak awal.

f. Uji Coba dan Validasi

Ini salah satu tahap krusial. Prototipe yang sudah dibuat akan diuji oleh pengguna atau stakeholder terkait. Proses ini bisa berupa:

  • User testing
  • A/B testing
  • Feedback session

Dari sini, kamu bisa tahu apakah produk mudah digunakan, apakah fitur yang dibuat benar-benar membantu, dan apa saja yang masih perlu diperbaiki.

g. Iterasi dan Penyempurnaan

Jarang banget ada desain yang langsung sempurna di awal. Makanya, setelah mendapat feedback, produk biasanya akan mengalami beberapa kali iterasi: diperbaiki, diuji lagi, dan terus diulang sampai hasilnya memuaskan.

Iterasi ini adalah bagian penting dari desain produk karena membantu menciptakan solusi yang benar-benar relevan dan usable.

h. Finalisasi Desain dan Produksi

Setelah produk dianggap siap, desain akan difinalisasi. Di tahap ini, desainer akan:

  • Menyusun dokumentasi teknis
  • Menyediakan aset desain lengkap (UI kit, blueprint, dsb.)
  • Berkolaborasi dengan tim produksi atau developer

Untuk produk digital, ini bisa berarti coding dan deployment. Untuk produk fisik, ini bisa berarti proses manufaktur atau produksi massal.

i. Peluncuran Produk (Launch)

Setelah semuanya siap, produk diluncurkan ke pasar. Tapi proses desain belum selesai, lho! Setelah produk diluncurkan, penting banget untuk:

  • Memonitor feedback dari pengguna
  • Menganalisis performa produk
  • Siap melakukan pembaruan atau penyesuaian jika diperlukan

Tools dan Software yang Bisa Digunakan untuk Desain Produk

Desain produk nggak bisa lepas dari bantuan teknologi. Beberapa tools populer yang sering dipakai antara lain:

Figma / Sketch / Adobe XD: untuk desain UI dan prototyping

Miro / Whimsical: untuk mind mapping dan wireframing

AutoCAD / SolidWorks / Fusion 360: untuk desain produk fisik

Notion / Trello / Jira: untuk manajemen proyek

Kolaborasi dalam Desain Produk

Proses desain produk bukan kerjaan satu orang. Ini kerja tim! Biasanya melibatkan:

  • Product Designer / UI/UX Designer
  • Product Manager
  • Developer / Engineer
  • Tim Marketing
  • Tim Riset dan Data

Komunikasi yang baik di antara semua pihak ini sangat penting agar produk yang dihasilkan sesuai dengan visi bersama.

5 Tips untuk Proses Desain Produk yang Efektif

Supaya prosesnya nggak melelahkan dan hasilnya maksimal, coba terapkan beberapa tips berikut:

Fokus pada pengguna: Jangan jatuh cinta sama idemu sendiri, jatuh cintalah pada masalah pengguna.

Iterasi itu wajib: Jangan takut untuk revisi berkali-kali. Produk yang baik lahir dari proses perbaikan terus-menerus.

Data adalah teman terbaik: Gunakan data untuk mendukung keputusan desain.

Kolaborasi itu kunci: Libatkan semua pihak sejak awal agar nggak ada miskomunikasi.

Dokumentasi yang rapi: Ini akan sangat membantu di masa depan, terutama kalau tim bertambah atau proyek berkembang.

Dari 10 poin di atas, kita bisa melihat bahwa desain produk bukan hanya urusan visual. Ia menyentuh aspek fungsi, strategi bisnis, hingga emosional pengguna. Desain yang baik bisa jadi pembeda utama di pasar yang kompetitif.

Jadi, kalau kamu sedang merancang produk baru atau ingin menyempurnakan produk lama, jangan remehkan peran desain. Libatkan desainer sejak awal, lakukan riset mendalam, dan fokuslah pada kebutuhan nyata pengguna.

Ingat, produk yang sukses bukan yang paling menarik tampilannya, tapi yang paling relevan, berguna, dan dicintai penggunanya.
Oh iya buat kamu yang saat ini kebingungan untuk memasarkan produk secara online, bisa banget nih ke LOPOKOPI.CO, salah satu agency digital marketing yang sudah membantu banyak pebisnis untuk meningkatkan penjualan.